Microsoft word - terbit jan-maret 08-0

Majalah Kedokteran FK UKI 2008 Vol XXVI No.1 Januari-Maret
Tinjauan Pustaka
Infeksi Parasit dan Jamur pada Pasien terinfeksi HIV
Agnes Kurniawan,* Retno Wahyuningsih,*,** Lisawati Susanto* *Departemen Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia **Bagian Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia Infeksi HIV yang dapat berakhir dengan AIDS merupakan ancaman bagi penduduk dunia masa kini. Banyak infeksi
oportunistik yang menyertai penderita AIDS dengan manifestasi gangguan pada sistim pernafasan, pencernaan dan
otak. Di bawah ini diuraikan secara singkat gejala, diagnosis dan pengobatan parasit dan jamur yang berperan
menyebabkan gangguan pada ketiga sistim tersebut berdasarkan hasil temuan di laboratorium Parasitologi FKUI.

Kata kunci :
Candida, Cryptococcus, Toxoplasma, Blastocystis, Cryptosporidium
Parasitic and Fungal Infection in the HIV Infected Patients
Abstract

HIV infection, which ends up in AIDS, is a globally human life threatening disease. There are many co-infection
due to the opportunistic organisms which might cause disturbances in the respiratory system, digestive tract, and
central neural system. In this paper, the signs, diagnosis and the treatment of parasitic and fungal infections in the
systems mentioned above would be discussed based on the study conducted in the FKUI’s Department of
Parasitology.

Key words :
Candida, Cryptococcus, Toxoplasma, Blastocystis, Cryptosporidium

Pendahuluan

menyebabkan diare yang self limited, – 59 tahun. Kurang lebih 40 juta orang Cryptosporidium parvum, Microsporidia 0.2%.1,2 Penularan utama HIV di
dan S. stercoralis dapat menyebar ke pada injecting drug users (IDU).2 Blastocystis hominis, Cryptosporidium sp, Toxoplasma gondii, Cryptococcus neoformans, Histoplasma capsulatum dan Microsporidia merupakan jamur dan parasit yang sering dijumpai. Parasit lain yang lebih jarang adalah Pneumocystis jiroveci, Aspergillus sp, Cyclospora sistim respirasi dan sistim saraf pusat. A. Penyakit Jamur
ekonomi, faktor fisiologi dan imunologi. Aspergillus sp, dan histoplasmosis oleh AIDS yaitu Pneumocystis jiroveci belum Kriptokokkosis 3
neoformans. Infeksi dapat berasal dari Kandidosis
infeksi baru atau reaktivasi infeksi lama. kandidosis pada AIDS yaitu C. albicans, dan C. non C. albicans seperti C. dubliniensis, C. tropicalis, C. krusei C. parapsilosis dan C. glabrata ditemukan Bahan pemeriksaan untuk Cryptococcus atau cairan serebrospinal; tetapi karena neoformans adalah di otak maka bahan Histoplasmosis
Histoplasma capsulatum, suatu jamur kandidosis esofagus, obat pilihan adalah tanpa pulasan. Porte d’ éntree adalah tergantung dari organ yang terkena. Pada B. Toksoplasmosis
radiologis dengan CT scan atau MRI kurang lebih dua minggu dilanjutkan dengan Itrakonazol 400mg/hari selama otak atau isolasi T. gondii dari cairan serebrospinal atau deteksi DNA T. gondii pada cairan serebrospinal atau histoplasmosis dibandingkan flukonazol.6 200mg/kali/hari selama 1 hari diikuti 50 - 75 mg/kali/hari; Sulfadiazin diberikan 4 – 8 minggu, tergantung dari perbaikan dikirim secepat mungkin ke laboratorium dalam wadah steril tertutup rapat tanpa klinis toksoplasmosis serebri. Dapat juga kriptoporidiosis : C. parvum, C. hominis, C. Parasit Usus
C. felis, C. Canis, C. Muris, C. Parasit usus oportunis yang paling sering Meleagridis. Pada manusia penyebab tersering adalah C. parvum dan C. Cryptosporidium sp. yang menyebabkan kriptosporidiosis dan 72% Blastosistosis; Blastosistosis
Blastocystis hominis9, suatu protoza dll). Parasit ini paling sering dilaporkan tahun 2004 (artikel tak dipublikasikan), mendapatkan 45% B. hominis. B. hominis merupakan salah satu penyebab tidak selalu memberikan hasil yang lebih pengobatan dengan anti retro viral perlu dengan pemeriksaan tinja langsung dan dikonfirmasi Kriptosporidiosis
Daftar Pustaka:
1. Central Intelligence Agency. The 2008 coccidia, Cryptosporidium sp dengan https://www.cia.gov/library/publications/th 2. UNAIDS. AIDS Epidemic update: special 8. Duval X and Leport C. Toxoplasmosis in 9. Rao K, Sekar U, Iraivan KT, Abraham G, Soundararajan P. Blastocystis hominis - An 4. Saag MS, Graybill RJ, Larsen RA, Pappas Transplant Recipients. JAPI 2003, 51 :719- 10. Kurniawan A, Karyadi T, Dwintasari SW, Group Cryptococcal Subproject. Guidelines Sari IP, Yunihastuti E, Djauzi S, Smith HV. Intestinal parasitic infections in HIV/AIDS Management of Cryptococcal Disease. Clin Jakarta, Indonesia. Trans R Soc Trop Med and HIV Infection. http://hivinsite.ucsf.edu/ 11. Amadi B, Mwiya M, Musuku J, Watuka A, nitazoxanide on morbidity and mortality in Zambian children with cryptosporidiosis: a randomised controlled trial. Lancet.2002

Source: http://www.majalahfk.uki.ac.id/assets/majalahfile/artikel/2008-01-artikel-051.pdf

Microsoft word - price-list_private_en

Check-up-Services for Private Customers EPC Product Portfolio for Full Health Check-Ups BASIC PLUS STANDARD Check-Up Check-Up Check-Up Cross-sectional imaging techniques: Duration: Anthropometry including bioimpedance analysis calculations of body mass index (BMI), waist and hip circumference [waist-to-hip-ratio (WHR), waist-to- height ratio (WHtR)] as well a

S7003-.dvi

Applications of Vibrational Spectroscopy in Criminal Forensic Analysis Edward G. Bartick Handbook of Vibrational Spectroscopy John M. Chalmers and Peter R. Griffiths (Editors) John Wiley & Sons Ltd, Chichester, 2002 Applications of Vibrational Spectroscopy in Criminal Forensic Analysis Edward G. Bartick FBI Academy, Quantico, VA, USA This is publication number 01-06 of

Copyright © 2008-2018 All About Drugs